JAYAPURA (PT) – Rocky Gerung yang merupakan seorang filsafat, akademisi dan intelektual publik Indonesia, mengisi Talk Show dengan topik Prespektif Sosial Politik tentang Papua yang dihadiri dari mahasiswa dan berbagai organisasi pemuda yang ada di Jayapura, Jumat (14/12).
Rocky Gerung mengatakan, dalam salah satu pembahasannya di politik saat ini, dalam keadaan kesulitan dan problem sosial ekonomi, ada hal yang diharapkan, yaitu politik harapan, merupakan politik harapan itu untuk milenial atau generasi baru.
Menurut Rocky Gerung, mestinya dari timur Indonesia ini, Papau harus mampu menerbitkan matahari harapan yaitu, matahari akal sehat dan matahari kerukunan.
“Tumbuhlah dalam politik akal sehat supaya nanti 2019 kita terbitkan matahari harapan dari timur Papua,” katanya.
Rocky Gerung mestinya milenial Papua turut terlibat dalam gerakan-gerakan tentang masalah Papua.
“Saya berharap nanti, dalam gerakan-gerakan berikut, termasuk di Papua ada gerakan Binmas Noken dan saya mendukung itu. Bukan urusan politik, tapi perpekstif lain dalam menghasilkan kerukunan,” imbuhnya.
Salah satu peserta, Direktur Cenderawasih Reading Center (CRC) Papua, Michael Jhon Yerisetouw menilai secara pribadi sangat baik sekali dengan adanya forum-forum seperti ini.
Ia mendukung pernyataan Rocky Gerung bahwa, melihat Papua ini harus dari prespektif kerukunan.
Sebagai anak muda sekarang, kata Michael, melihat Papua harus dari arah seperti itu, prespektif kerukunan yang harus di bangun dan politik yang harus dilakukan oleh anak milenial yakni politik hope, politik akan harapan yang baru karena semua itu adalah kemungkinan yang terjadi.
Selain itu juga dalam pembahasan yaitu literasi, jadi sebagai politikus harus banyak membaca, karena harus mempunyai cara pandang yang terupdate atau terbarukan, dengan mengikuti perubahan yang terus terjadi.
“Sebagai politikus harus mempunyai kebiasaan yang baik, apabila tidak mempunyai kesukaan dalam membaca, maka sudah pasti pengetahuannya yang tidak terupdate, untuk dalam membuat kebijakan itu tidak boleh,” ujarnya.
Michael juga menambahkan, sebagai anak muda Papua apabila masih melihat politik masa lalu, itu sangat keliru.
“Maka sebagai anak asli Papua, melupakan tidak mungkin tapi mengampuni masa lalu, berpolitik melihat hari ini, apa yang harus dikerjakan ke depannya, itulah politik hope,” imbuhnya. (ai/rm)