Bangun Manurung : MoU Sudah Ditandatangan
JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya membangun kerjasama dengan berbagai negara di berbagai bidang energi.
Salah satu langkah maju yang dilakukan yakni dengan membangun kerjasama lewat penandatanganan (MoU) bersama perusahaan bernama PT. Listrik Vine Industri (LVI) asal Amerika Serikat dan ENGIE perusahaan Perancis untuk membangun Pembangkit listrik Tenaga Surya (PLTS) di Papua.
Mou tersebut secara resmi sudah ditandatangani langsung kedua perusahaan yang disaksikan oleh Menteri Negara Urusan Industri Digital dan Inovasi Perancis, Christope Sirugue di Hotel Mandarin, Jakarta (29/3/017).
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua, Ir. Bangun Manurung, M.Plan kepada wartawan mengungkapkan, kedua perusahaan ini akan membangun PLTS di kampung-kampung di Papua seperti yang telah dilakukan oleh Perusahaan Finance di Kampung Abar, di Kabupaten Jayapura.
“Jadi perusahaan asal negara Perancis ini merupakan perusahaan energi yang sangat terkenal di Perancis. Dimana mereka tertarik untuk terlibat didalam pembangunan PLTS di Papua,”jelas Bangun usai mengikuti penandatanganan Mou tersebut.
Dijelaskannya, kapasitas PLTS yang akan dibangun di kampung-kampung tersebut nantinya disesuaikan dengan kebutuhan pada kampung yang bersangkutan.
“Kapasitas listrik yang akan dibangun tergantung kondisi pada masing-masing kampong yakni antara 15-30 KWP dan paling banyak 100 KWp,”ujarnya.
Diakuinya, dari hasil identifikasi yang dilakukan bahwa ribuan kampung di Papua belum terlistrifikasi.
“Perusahaan ini sudah melakukan identifikasi terkait jumlah kampung yang belum terlistrifikasi yakni ada ribuan kampung,”imbuhnya.
Bangun menambahkan, pembangunan listrik di kampung-kampung adalah sesuai dengan program pemerintah pusat.
Dimana pemerintah pusat menargetkan semua kampung tereletrifikasi 100 persen pada tahun 2019 mendatang atau paling lambat tahun 2020.
Hal ini, lanjutnya, membuat minat dari kedua perusahaan asing ini ingin membangun PLTS di Papua.
“Kedua perusahaan tersebut akan fokus di Papua sebab masih ada sekitar 4.000 kampung yang belum terlistrifikasi,”terangnya.
Menyoal sumber anggaran pembangunan PLTS di kampung-kampung, Bangun Manurung mengungkapkan, kedua perusahaan tersebut akan menggunakan anggaran sendiri.
“Sumber dana untuk pembangunan PLTS itu bersumber dari kedua perusahaan itu. Nanti akan ada tarif dari masyarakat berdasarkan penggunaan,”katanya.
Sedangkan mengenai penarikan tariff tersebut, Bangun Manurung mengatakan, akan digunakan untuk biaya pemeliharaan dan pengelolaan.
Karena kedua perusahaan bertanggungjawab penuh dalam operasionalnya nanti.
“Jadi nanti kita akan atur yang mana yang akan kita kerjakan dan mana yang dikerjakan oleh PLN kemudian mana yang dikerjakan oleh perusahaan dari Perancis dan Amerika,”tandasnya. (ing/rm)