JAYAPURA (PT) – Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH kembali mengajak seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder untuk melakukan sosialisasi dan sirkumsisi ke seluruh lapisan masyarakat, sebagai upaya untuk mencegah HIV/AIDS.
Demikian diungkapkan Gubernur Papua, Lukas Enembe, ketika melantik Pengurus Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua di Hotel Sahid Papua, Jayapura, Kamis (20/12) malam.
Turut hadir dalam acara ini, Sekda Papua, TEA Hery Dosinaen, Asisten I Sekda Papua Bidang Pemerintahan, Doren Wakerkwa, SH, Ketua DPR Papua, DR Yunus Wonda, Ketua MRP, Timotius Murib, mantan Ketua KPA Provinsi Papua, drh Constant Karma, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan tokoh pemuda.
Gubernur Enembe mengatakan, pihaknya memilih pencegahan HIV/AIDS melalui program sirkumsisi, karena upaya ini sangat cocok untuk menurunkan angka HIV/AIDS di Provinsi Papua.
Sebab, kata Gubernur Enembe, sekitar 10.000 pasien di seluruh Papua telah melakukan sirkumsisi.
Gubernur Enembe mengimbau kepada seluruh masyarakat Papua agar membiasakan diri dengan pola hidup sehat, tanpa perlu melakukan hubungan seks di luar nikah. Jika terpaksa melakukan hubungan seks, sedapat mungkin memakai alat pengaman atau kondom.
“Di Papua ini semakin banyak dana yang masuk ke desa dan kampung, maka angka HIV/AIDS pun semakin meningkat. Jika uang di kampung dan desa banyak, maka para kepala desa dan kepala kampung memakai dana itu pergi ke kota, untuk melakukan seks bebas (free seks),” katanya.
Gubernur Enembe meminta pengurus KPA Papua yang Papua perlu bekerja keras, untuk mencegah dan menurunkan angka HIV/AIDS di Papua.
Ketua Harian KPA Provinsi Papua, Yan Matuan menuturkan, pihaknya akan melibatkan seluruh stakeholder, untuk mencegah HIV/AIDS.
Pasalnya, tanpa keterlibatan stakeholder, maka pencegahan HIV di Papua sia-sia.
Karena itu, kata Matuan, pihaknya merencanakan menggerakan sebanyak 5.000 relawan, untuk melakukan sosialisasi pencegahan HIV ke seluruh Kabupaten/Kota, khususnya di wilayah Pegunungan Tengah.
Sementara itu, drh Constant Karma mengingatkan, infeksi baru HIV di Papua tiap bulan turun 0,02 persen.
Angka ini harus dijaga dan dipertahankan agar turun terus.
Ia menyampaikan contoh, di Thailand prevelensi HIV sempat diturunkan, karena kampanye kondomnya berhasil. Tapi, karena mereka lalai, akhirnya naik lagi.
Karena itu, imbuhnya, pengurus KPA Papua yang baru harus kerja keras, untuk mencegah dan menurunkan angka HIV/AIDS. (rm)