JAYAPURA (PT) – Pemerintah Provinsi Papua mengaku kesulitan mendapatkan informasi mengenai tawaran program beasiswa bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk belajar bahas Inggris di Selandia Baru.
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Provinsi Papua, Suzana Wanggai kepada wartawan usai mendampingi Sekda Papua, TEA Hery Dosinaen menerima kunjungan Konselor Selandi Baru di ruangan kerja Sekda Papua, Kamis (10/1).
“Program-program seperti ini sebenarnya banyak, hanya saja informasinya tidak pernah sampai ke Papua. Program seperti ini sebenarnya sampai di Jakarta dan mereka yang ambil dan kami di Papua tidak pernah dapat karena informasinya terlambat,” kata Suzana Wanggai.
Meskipun demikian, pihaknya sangat berterimakasih kepada Kedutaan Selandia Baru yang datang langsung ke Papua dan menawarkan program belajar bahasa Inggris bagi ASN di Papua.
“Selama ini, kami di sini ketika ingin belajar bahasa Inggris, ya pergi ke Makassar, Bali dan Surabaya. Program yang ditawarkan ini tentu sangat baik sekali, karena memang pegawai negeri atau ASN perlu ada dasar bahasa Inggris dan masuk ke tingkatan selanjutnya,” ujarnya.
Senada dengan itu, Koordinator Program Pembangunan Kedutaan Besar Selandia Baru, Mike Ingriani mengaku sangat sulit mendapat perwakilan dari Papua, padahal program ini hanya berlangsung selama 4 sampai 6 bulan saja.
“Ini program homestay, yang mana tiga bulan tinggal di salah satu keluarga di Selandia Baru dan tiga bulan berikutnya belajar di kampus,” kata Mike saat melakukan pertemuan dengan Pemprov Papua di Jayapura, Kamis (10/1).
Menurutnya, nanti seluruh peserta yang ikut program ini akan bertemu dengan peserta lain dari Asean. Untuk itu, pada Maret 2019 akan dibuka pendaftarannya.
“Hal ini sangat bagus untuk membangun animo pegawai dan masyarakat, sehingga pelajaran yang diambil adalah bahasa Inggris dulu,” ujarnya.
Mike Ingriani menambahkan, program ini dikhususkan bagi orang yang sama sekali belum lancar berbahasa Inggris dengan baik.
“Jadi, jika yang sudah dalam kategori pintar, kami tidak akan terima,” pungkasnya. (ing/rm)