JAYAPURA (PT) – Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Papua, Iwanta Peranginangin menegaskan, kebijakan penerbangan nasional saat ini yang menerapkan batas harga tiket tertinggi berdampak pada meruginya pengusaha biro perjalanan dan juga masyarakat.
Hal itu ditegaskan Iwanta, lantaran biro perjalanan harus ikut menaikkan harga paket yang cukup signifikan khususnya di Papua.
“Kami khawatir daya beli wisatawan asing yang hendak berwisata ke Papua akan jelas berkurang, begitupun wisatawan domestik, sudah pasti tidak akan mau datang berkunjung ke Papua dengan harga tiket yang super mahal seperti ini,“ ujar Iwanta, Kamis (10/1).
Pria yang akrab disapa Gantang ini mengatakan, wisatawan domestik akan lebih memilih berlibur ke luar negeri dibandingkan di dalam negeri, lantaran harga tiket internasional lebih murah dibandingkan domestik.
Lebih lanjut, pastinya akan menjadi pengeluaran devisa bagi Indonesia, oleh sebab itu pihaknya meyakini dampak negative yang akan timbul dari hal itu, adalah berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Papua.
“Pendapatan daerah akan berkurang karena objek wisata akan sepi, pengunjung restaurant, hotel dan transport sehingga program pemerintah dalam pengembangan pariwisata tidak tercapai,“ kata Gantang.
Pihaknya berharap, perhatian pemerintah dalam hal ini dinas atau kementerian terkait untuk mendukung perkembangan pariwisata yang sudah diprogramkan oleh Kementerian Pariwisata.(ria/rm)