JAYAPURA (PT) – Dari hasil pendataan yang dilakukan Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Papua, sebagian besar anak jalanan yang ada di Kota Jayapura tinggal di kawasan kumuh dan mobil rusak.
Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Papua, Ribka Haluk mengaku, setelah pihaknya mengecek langsung di lapangan, sebagian besar anak jalanan ini berasal dari keluarga broken home.
“Mereka ini beraktivitas pada malam hari, hingga pada siang hari yang tidak terpantau,” kata Ribka Haluk kepada wartawan, Selasa (12/2).
Dalam penanganan anak-anak jalan, Ribka Haluk mengaku, telah melakukan pembinaan dan mengembalikan ke pihak keluarga, namun akibat pergaulan kebiasaan itu kembali terulang.
“Bimbingan dan pelatihan berupa kursus menjahit, komputer, dan tata boga sering kami lakukan, salah satu tempatnya ada di Sentani dan itu dilakukan selama tiga bulan setiap tahun,” ucapnya.
Namun bagi anak di bawah 17 tahun, belum ada program yang spesifik, sehingga pihaknya membutuhkan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk mengatasi mereka.
Sebelumnya, Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano, mengatakan keberadaan anak-anak aibon dan orang gangguan jiwa menjadi tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini Dinas Sosial untuk melakukan pembinaan dan direhabilitasi.
“Khusus bagi anak di bawah umur yang masih usia sekolah, mereka harus disekolahkan. Sedangkan yang sudah dewasa, apabila sudah pulih diberi pekerjaan. Untuk itu, keberadaan mereka harus didata,” kata Tomi Mano.(ing/rm)