JAYAPURA (PT) – Kodam XVll/Cenderawasih melakukan upacara penerimaan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-PNG dan Pedalamam Papua yang dipimpin langsung Pangdam XVll/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, SIP, selaku Pangkoops TNI Papua, Kamis (7/3).
Pangdam YP Sembiring menyampaikan selamat datang kepada prajurit Satgas Yonif Raider 321/Galuh Taruna dan Yonif Raider 514/Sabbada Yudha di Bumi Cenderawasih.
“Kalian adalah prajurit-prajurit pilihan yang bertugas melindungi rakyat dan seluruh tumpah darah Indonesia, karena itu jangan sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat dimanapun kalian akan ditugaskan,” tegas Pangdam YP Sembiring.
Pangdam mengatakan, pasukan TNI yang diserah terima ini akan ditugaskan untuk melaksanakan pengamanan pembangunan infrastruktur di pedalaman Papua terutama di Kabupaten Nduga yang sempat terhenti akibat insiden pembantaian terhadap puluhan karyawan PT. Istaka Karya yang melaksanakan pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga pada awal Desember 2018.
“Papua merupakan wilayah NKRI yang memiliki nilai strategis bagi pertahanan Negara dan mempengaruhi langsung terhadap kedaulatan Bangsa. Sektor penugasan kalian adalah daerah yang masih dalam kategori rawan,” kata Pangdam YP Sembiring.
Diakui, masih terdapat kelompok separatis bersenjata yang masih aktif melakukan teror, pembunuhan dan aksi kriminal lainnya baik terhadap aparatur negara maupun warga masyarakat.
Selain dari aksi kriminalnya, kelompok separatis bersenjata juga aktif mengganggu program strategis Nasional seperti pengerjaan proyek trans Papua di Kabupaten Nduga.
“Oleh karena itu, saya perintahkan kepada prajurit semua untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam setiap kegiatan,” tegas Pangdam.
Untuk itu, Pangdam berpesan agar prajurit harus mampu memenangkan hati dan pikiran masyarakat di sektor wilayah penugasan dan juga harus mampu memberikan perlindungan dan rasa aman kepada rakyat.
“Kepada para perwira dan unsur komandan bawahan agar menjunjung kepemimpinan lapangan yang tegas dan terarah selama memimpin anggota, jangan malas karena malas bisa membuat kita tidak tau, jangan malas karena bisa membuat bodoh karena kebodohan itu yang menyebabkan kehancuran,” pungkasnya. (jul/rm)