JAYAPURA (PT) – Melihat situasi dan kondisi keadaan Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 4 Entrop, Kota Jayapura yang sering dilanda banjir, sudah selayaknya mencari lokasi daerah yang bebas banjir.
Jika SMU Negeri 4 Jayapura masih berada di tempat semula, tentunya musim penghujan, akan menjadi langganan banjir alias terandam, lantaran lokasi sekolah ini merupakan daerah resapan air dan titik terendah yang berada di sekitar lereng-lereng gunung dan padat pemukiman.
Kepala SMU Negeri 4 Jayapura, Laba Sembiring mengakui sudah seharusnya SMU Negeri 4 Jayapura mencari lokasi yang lebih ideal yang bebas dari banjir.
“Kita harus mencari tempat yang ideal. Ini langkah awal sebuah wacana perencanaan pembagunan lokasi SMU Negeri 4 Jayapura,” kata Laba Sembiring saat meninjau lokasi SMU Negeri 4 Jayapura, Sabtu (16/3).
Peninjauan lokasi itu, Laba Sembiring mendampingi Ketua Komisi V DPR Papua, Kamasan Jack Komboy, bersama anggota Komisi C DPRD Kota jayapura Marthen Bosawer, Kepala Dinas Provinsi Papua, Elias Wonda.
Menurutnya, hal itu baru langkah awal yang akan dilakukan dengan meninjau lokasi perencanaan pembangunan gedung SMU Negeri 4 Jayapura yang berlokasi berdekatan dengan Kampung Buton, Skyland, Kota Jayapura.
Namun, lanjutnya, pihak sekolah masih melakukan tahap wacana awal perencanan yang baik dengan melakukan koodinasi bersama pemilik hak ulayat setempat, Badan Pertanahan Nasional, keluarga dan pihak lainnya.
“Ya, jika kita tidak memulai rencana dari sekarang kapan lagi. Lokasi perencanaan pembangunan sekolah ini masih proses jangka panjang sekitar 5-6 tahun ke depan,” ujarnya.
Untuk itu, pihak sekolah akan melakukan proses negosiasi harga, bahkan harus betul-betul mengcek lokasi ini bermasalah atau tidak.
“Jika kita tidak memulai hari ini berarti apa yang terjadi hari besok tidak ada, kami terus melangkah dan tidak akan pernah berhenti,” ujarnya.
Ditambahkan, SMU Negeri 4 Jayapura memiliki fasilitas dan ribuan anak mengenyam pendidikan di situ, maka harus mempunyai tempat yang aman, nyaman mendapat pendidikan dengan tenang.
“Sebenarnya ini masalah sosial yang tidak bisa lagi dikondisikan untuk lingkungan pendidikan yang ideal, sebab pendidikan ini adalah investasi bagi Indonesia dan sesuai dengan visi misi bapak Gubernur Papua Lukas Enembe, Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera yang Berkeadilan,” pungkasnya. (ket/rm)