JAYAPURA – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Papua tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 58,05 atau meningkat 0.80 poin dibandingkan IPM Papua tahun 2015 sebesar 57.25.
Berdasarkan press reales dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua yang disampaikan Kepala Bidang Neraca Wilkayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Papua, Eko Mardiana, SE mengungkapkan bahwa selama tahun 2015-2016 komponen pembentukan IPM Papua mengalami peningkatan.
“Secara umum, pembangunan manusia Papua terus mengalami kemajuan selama 2010-2016. Dimana IPM Papua meningkat dari 54,45 pada tahun 2010 menjadi sebesar 58.05 di tahun 2016,”terangnya.
Dikatakannya, IPM di Papua tersebut rata-rata tumbuh sebesar 1,15 persen pada periode tahun 2015-2016 dimana IPM Papua tumbuh 1,40 persen dan menjadi provinsi dengan kecepatan pertumbuhan IPM tertinggi Se-Indonesia.
“Meskipun demikian, dengan nilai IPM yang masih berada dibawa 60 atau pembangunan manusia Papua berstatus rendah atau IPM Papua masih berada di urutan terbawa dibandingkan provinsi lain di Indonesia,”ungkapnya.
Dari 29 kabupaten/kota Se-Papua, IPM tertinggi teradapat di Kota Jayapura sebesar 78,56 dan kabupaten Nduga 26,56.
Sementara 3 kabupaten dengan percepatan pertumbuhan tertinggi di Papua yakni Kabupaten Nduga 4,28 persen, Pegunungan Bintang 2,42 persen dan Lanny Jaya sebesar 2.22 persen.
Ia mengakui, adanya kemajuan pembangunan manusia pada tiga kabupaten tersebut didorong oleh peningkatan dimensi pendidikan.
“Salah satu program pendidikan yang dilakukan pemerintah adalah program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal yang bermanfaat bagi masyarakat karena sarjana terjun langsung untuk membantu proses kegiatan pendidikan di kabupaten,”imbuhnya.
Sementara tahun 2016, Angka Harapan Hidup (AHH) 65,12 tahun mengalami peningkatan sebesar 0.03 tahun dari tahun 2015 yang mencapai 65.09 tahun.
“Untuk angka Harapan Lama Sekolah (HLS) 10,23 tahun atau meningkat 0,03 tahun dari 2015 sebesar 9,95 tahun,”katanya menambahkan.
Hal yang sama juga terjadi untuk Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 6,15 tahun meningkat 0,16 tahun dari tahun 2015 sebesar 5,99 tahun.
“Secara nasional, IPM Indoensia mencapai 70,18 yang meningkat 0,63 poin dibanding IPM tahun 2015 sebesar 69.55. Kenaikan indeks tersebut menunjukkan bahwa capaian nasional mengalami perubahan status “sedang” menjadi tinggi,”ucapnya.
Untuk pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) sebesar Rp 6,637 juta pada tahun 2016 meningkat Rp.168 ribu dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 6.469 juta.
“Sesuai komponennya, angka harapan hidup sebesar 70,90 tahun, angka harapan lama sekola adalah 12.72 tahun, rata-rata lama sekolah adalah 7,95 tahun dan pengeluaran per kapita disesuaikan adalah Rp.10.42,”tandasnya. (ing/rm)