JAYAPURA (PT) – Tampaknya, setelah mendapatkan pemaparan dari Kapolda Papua, Irjen Pol. Rudolf Albert Rodja terkait rekrutmen calon anggota Polri maupun calon perwira, tampaknya Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib akhirnya mengapreasi TNI/Polri dalam perekrutan anak-anak asli Papua (OAP) untuk mengikuti pendidikan Polri tahun ini.
Apalagi, dalam coffee morning di Hotel Aston Jayapura, Senin, 27 Juli 2019, Kapolda Rudolf Rodja membeberkan bagaimana OAP diberikan perioritas dan affirmasi.
“Ya, terima kasih kepada Kapolri dan Panglima TNI, karena memberikan prioritas yang sangat besar kepada anak-anak Papua menjadi anggota TNI/Polri,” kata Ketua MRP, Thimotius Murib kepada wartawan usai menghadiri Koffee Morning Kapolda Papua.
Murib mengaku, dengan kegiatan ini, pihaknya bisa memahami seluruh proses seleksi penerimaan calon anggota Polri, namun pihaknya akan terus memperjuangan keberpihakan kepada anak-anak asli Papua, baik dalam perekrutkan anggota TNI/Polri maupun di kantor pemerintahan lainnya.
Lebih lanjut, anak-anak Papua sangat antusias menjadi anggota polisi maupun TNI dan orang tua mereka juga mendukung, sehingga hal ini menjadi perhatian dari MRP untuk mendorong pihak pemerintah kabupaten/kota untuk bisa menyediakan kelas khusus di sekolah, agar anak-anak asli Papua bisa dilatih sebelum mengikuti tes nanti.
“Kami MRP akan berpihak memperjuangan anak-anak asli Papua, tapi kami harus apresasi Polda Papua, karena kekurangan dari anak-anak Papua masih bisa diakomodir,” ujarnya.
Mantan Ketua DPRD Puncak Jaya juga menyinggung soal nota kesepahaman (MoU) Pemerintah Provinsi Papua dengan Polda Papua terkait Bimbingan Latihan bagi putra–putri asli Papua dalam rangka seleksi penerimanaan polri.
Menurutnya, MoU yang diteken Kapolda sebelumnya dengan Gubernur tahun 20017 lalu perlu ditinjau ulang.
“MoU ini perlu ditinjau lagi, kami lihat implementasinya belum berjalan baik. Kita harus siapkan SDM anak-anak asli Papua yang baik, sebelum mereka ikut tes TNI maupun Polri. Apalagi, banyak anak-anak Papua yang ingin menjadi anggota Polri itu banyak yang gugur karena masalah kesehatan. Maka perlu ada pembinaan yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan anak-anak asli Papua menjadi anggota Polri,” pungkasnya. (ing/rm)