JAYAPURA (PT) – Aksi massa yang berujung ricuh di Kota Jayapura, Kamis (29/8) sore membuat aktivitas lumpuh total.
Ribuan massa kelihatan beringas. Mereka membakar gedung Grafari Telkomsel yang beralamat di Jalan Koti No. 1 Kelurahan Numbay, tepat di samping kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua.
Selain Grafari Telkomsel, sejumlah pertokoan di beberapa titik pun rata dibakar massa seperti di seputaran koridor Kota Jayapura, Kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Selatan dan Gedung Majelis Rakyat Papua di Jalan Kotaraja Distrik Abepura.
Tak hanya itu, sejumlah mobil yang terparkir di depan toko buku Gramedia pun ikut dibakar.
Pantauan papuatoday.com sejak Kamis pagi, ribuan massa ini bergerak dari beberapa titik kumpul seperti Sentani Kabupaten Jayapura, Expo Waena dan Perumnas III di jalan menuju Universitas Cenderawasih Distrik Heram, Kotaraja Distrik Abepura dan Taman Imbi Kota Jayapura.
Massa yang terdiri dari tiga klotter ini tiba di Kota Jayapura sekira pukul 16.45 WIT.
Mereka merengsek masuk dari Jalan Tasangka menuju pelabuhan laut Jayapura, kemudian membakar sejumlah pertokoan tepat di depan ruas jalan pelabuhan.
Begitu juga massa yang melintas dari Jalan Hamadi menuju kota, sempat melakukan pembakaran sejumlah pertokoan dan unit usaha di jejeran Hotel 10’Der Loin Hamadi, Distrik Jayapura Selatan.
“Mmassa masih berkumpul di halaman Kantor Gubernur. Tadi ada yang anarkis dan sempat melakukan lemparan batu di Ruko Dok II,” kata Mario salah satu warga di Jayapura kepada papuatoday.com.
“Massa klotter pertama ini yang rusuh dan sempat melempari kaca Mall Jayapura. J.co hancur total dan juga Bank Indonesia. Saya sempat diintimidasi kelompok massa dan polisi. Mereka meminta saya supaya tidak mengeluarkan camera,” tambah warga lain Berto.
Saat kekacauan terjadi, polisi memblokade jalan utama di depan Polda Papua dan Polres Jayalura Kota, lalu memukul mundur para pendemo dengan mengeluarkan tembakan peringatan disertai water canon.
Bahkan, gas air mata pun diarahkan guna memukul mundur ribuan pendemo.
Kapolda Papua, Irjen Pol. Rudolf Alberth Rodja sempat melakukan negosiasi dengan kordinator aksi, hingga sepakat menyampaikan aspirasi dengan damai di depan halaman kantor Gubernur Papua.
Sementara itu, aksi pembakaran itu pun mendapat reaksi keras dari sekelompok warga yang menjadi korban pembakaran tempat usaha miliknya.
Warga melakukan pemalangan Jalan di Distrik Hamadi sembari menunggu massa kembali ke arah Abepura dan Sentani.
Sebagian besar dari mereka memegang benda tajam dan alat perkakas lainnya.
Hingga malam ini, situasi Kota Jayapura sangat mencekam. Dari lantai atas Hotel Aston Jayapura, terlihat suasana seperti kota mati, listrik padam dan jaringan komunikasi serta aktivitas lumpuh total.
Belum ada keterangan dari kepolisian terkait aksi yang membuat cemas msyarakat ini. (mt)