JAYAPURA (PT) – Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH mengaku dibuat pusing dengan kepulangan 200-an mahasiswa asal Papua dari sejumlah kota studi di tanah air.
Mestinya, kata Gubernur Enembe, para mahasiswa itu tak perlu kembali ke Papua, sebab sudah ada jaminan keamanan dari TNI/Polri serta kepala daerah setempat.
“Saya sampaikan waktu itu, jika di negara NKRI tidak aman yah kita pulangkan (mahasiswanya). Tapi, jika daerahnya aman, tidak usah pulang,” kata Gubernur Enembe, Senin, (9/9).
“Mereka datang kemauan sendiri. Jadi, ini kita pusing mengatur mereka mau taruh (tempatkan) dimana?,” katanya lagi.
Oleh karena itu, dalam waktu dekat, Gubernur Enembe mengagendakan untuk mengundang Gubernur dan DPRD Papua Barat guna membahas kepulangan ratusan mahasiswa itu.
“Tapi, bisa saja mereka nanti para mahasiswa ini dikembalikan ke tempat studi awal. Hanya memang keputusan terakhir tergantung mereka (mahasiswa itu sendiri). Hanya sekarang belum ada komunikasi dengan mereka,” pungkasnya.
Sebelumnya, sekitar 200-an mahasiswa dikabarkan pulang kembali ke Papua karena merasa trauma dan terancam dengan sikap rasis oknum aparat keamanan di Surabaya.
Koordinator Jaringan Aktivis Mahasiswa Sulawesi Utara, Risat Sanger menyebut 721 mahasiswa asal Papua dan Papua Barat yang kuliah di Sulawesi Utara bakal pulang kampung.
Kepulangan ratusan mahasiswa Papua ini terjadi sejak 22 Agustustus hingga 7 September 2019.
Data Angkasa Pura I mencatat 12 gelombang mahasiswa yang kembali ke Papua.
Sementara yang diberangkatkan menggunakan kapal laut mencapai 3 gelombang.
“Jumlah mahasiswa Papua yang kuliah di Sulut ada sekitar 3.000 orang, 721 mahasiswa kembali ke Papua, 80 persen diantaranya adalah mahasiswa aktif, sedangkan 20 persen adalah mahasiswa tidak aktif,” ujar Risat di Manado, Sabtu, (7/9). (ist/rm)