JAYAPURA (PT) – Mahasiswa Papua yang tengah belajar di luar daerah kini mulai pulang kampung (pulkam) ke daerahnya masing-masing di Papua.
Hal ini akibat dari masalah rasis di Kota Surabaya, Malang dan Semarang.
Alhasil, para orang tua meminta anak-anaknya pulang ke Papua agar tidak menjadi korban persekusi atau intimidasi di daerah tempat mereka menuntut ilmu.
Salah seorang mahasiswa Papua, Adriana Windesy mengaku bahwa ia memilih pulang dari Jambi kembali ke Papua, karena merasa tidak nyaman.
Dikatakan, dia baru kembali ke Jambi awal bulan Agustus 2019, namun setelah masalah di Surabaya itu, ia mendapat telepon dari salah satu oknum Polisi di Jambi dan diminta untuk bertemu.
Namun, dirinya mulai tidak nyaman, karena oknum polisi itu minta pertemuan di rumah kos.
“Jadi, waktu oknum Polisi itu telepon, saya tanyakan dari mana, katanya dari kepolisian, yang saya pertanyakan beliau (polisi) minta ketemu di rumah kos dan membahas masalah yang terjadi di Surabaya, seharusnya hubungi orang tua wali mahasiswa di Jambi, atau ketua himpunan mahasiswa Papua, makanya saya hubungi orang tua dan kembali ke Jayapura,” kata Adrina mahasiwa Universitas Jambi Program Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) usai bertemu Gubernur Papua di Hotel Sahid Papua.
Hal senada disampaikan kakaknya, Bernard Windesy, mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) bahwa ia dan teman-temannya merasa tidak nyaman jika sudah keluar dari lingkungan kampus.
“Kalau kami di dalam kampus itu aman saja, kalau sudah keluar, teman-teman selalu telepon jangan keluar malam dan jika ingin keluar rumah harus pake jaket tutup kepala dan masker,” katanya.
Ia mengaku belum tahu berapa banyak mahasiswa di Bandung yang sudah pulang ke Papua, dirinya berharap masalah ini cepat selesai dan aparat keamanan bisa memberikan jaminan keamanan, sehingga anak-anak Papua bisa kembali dan melanjutkan sekolah kembali.
Sementara itu, Helena Windesy orang tua dari kedua mahasiswa ini didepan Gubernur Papua berharap bisa mengambil satu kebijakan agar anak-anaknya bisa kembali kuliah.
“Saya sebagai orang tua, harap bapak Gubernur bisa segera mengambil kebijakan, agar anak-anak kami bisa kembali ke kota studi mereka diluar Papua, ini baru saya sendiri, pasti mama-mama Papua yang lainnya akan datang bertemu bapak Gubernur,” katanya.
Helena mengaku, setelah mendapat telepon dari anaknya di Jambi, ia langsung pergi ke Polda Papua dan melaporkan masalah ini dan Polda Papua melalui Bidang Propam sudah konfirmasi nomor telepon yang menghubungi anaknya.
Dimana, oknum itu mengaku sebagai Komisaris Polisi Ali Sadikin yang bertugas di Polda Jambi.
Sementara itu, Gubernur Papua, Lukas Enembe yang saat itu juga bertemu para mahasiswa mengaku sedang berkoordinasi dengan stakeholder terkait.
Menurutnya, ketika ada mahasiswa yang memilih pulang maka pihaknya akan duduk bersama dengan sejumlah universitas di Papua seperti Uncen, Unipa dan Musamus Merauke.
“Kami sudah menggelar rapat untuk membahas masalah ini,” terangnya. Â (lam/rm)