JAYAPURA (PT) – Pemerintah Provinsi Papua saat ini masih mencari solusi bagi ribuan mahasiswa Papua yang memilih pulang kampung dari sejumlah kota studinya, pasca perlakuan rasisme dan persekusi yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua di Kota Surabaya, pada 16 Agustus lalu.
Usai pertemuan tertutup yang dikemas dalam coffee morning dengan Kapolda Papua Irjen Pol. Rudolf Albert Rodja dan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI. Yosua Pandit Sembiring di Mapolda Papua, Rabu, 11 September 2019, Gubernur Enembe mengatakan jika pihaknya akan mengundang perwakilan mahasiswa dari seluruh kampus untuk membicarakan hal tersebut.
“Pertemuan (coffe morning) pagi ini membicarakan solusi kepulangan 1.037 mahasiswa Papua. Langkah-langkah apa yang akan kami ambil guna menyikapi mereka, karena kemungkinan jumlahnya akan bertambah terus,” kata Enembe kepada sejumlah wartawan.
Gubernur Enembe menyebut, ada 13.542 mahasiswa asal Tanah Papua yang saat ini kuliah di seluruh daerah Indonesia, termasuk yang kuliah di luar negeri.
Namun, Gubernur Enembe mengaku, masih belum mengetahui penyebab kepulangan ribuan mahasiswa itu dari kota studi masing-masing.
“Kami belum tahu apakah mereka pulang karena ada permasalahan di perguruan tinggi, atau ada skenario yang dibuat orang lain. Kami akan lakukan pertemuan dengan mahasiswa,” katanya.
Gubernur Enembe mengimbau kepada seluruh mahasiswa Papua yang masih berada di kota studi masing-masing agar tidak pulang ke Papua, jika memang situasinya dalam posisi aman.
“Kalau kota studi aman jangan adik-adik fikir untuk pulang. Tetap di sana. Semua punya hak yang sama untuk menimbah ilmu,” katanya.
Kapolda Papua menyebutkan, Gubernur Enembe berencana memanggil perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus di luar Papua yang sempat pulang dan berada di Kota Jayapura, untuk membicarakan persoalan ini.
“Besok atau lusa, Gubernur akan memanggil perwakilan mahasiswa dari seluruh kampus untuk mencari solusi yang terbaik. Gubernur akan menanyakan alasan kepulangan. Dari situ kami akan mencari solusi,” kata Rodja secara terpisah.
Selain membahas rencana pemanggilan mahasiswa dalam coffe morning itu, kata Rodja, mereka juga berdiskusi agar mahasiswa-mahasiswa diberikan pengertian.
“Kapolri sudah menjamin keamanan di setiap Polda. Para Kapolda juga sudah turun bersama jajarannya untuk memberikan rasa aman,” tegasnya.
Kapolda menambahkan, TNI sudah menyiapkan dua pesawat angkut Hercules untuk membawa kembali mahasiswa Papua ke kota studi masing-masing.
Hal itu dilakukan jika pertemuan dengan perwakilan mahasiswa Papua membuahkan solusi.
Sementara itu, Pangdam Yosua Pandit Sembiring menegaskan, dua unit Pesawat Hercules siap mengangkut mahasiswa Papua kembali ke kota studi untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
“Kami punya 2 Pesawat Hercules untuk membawa mahasiswa, berapa saja kita angkat. Satu pesawat sekali terbang bisa membawa 100 lebih penumpang,” katanya.
Sejauh ini, Pangdam Sembiring mengaku belum melakukan pendataan jumlah mahasiswa Papua yang kembali dari kota studi.
“Kami belum mendata. Nanti setelah ada pertemuan antara bapak gubernur dan mahasiswa, baru kami data,” jelasnya. (mt/rm)