JAYAPURA (PT) – Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Papua dalam waktu dekat akan mensosialisasikan serta menjadwalkan kegiatan doa dan puasa kepada jemaat.
Ketua PGPI Papua, Pdt. M.P.A Maury mengatakan, kebijakan tersebut menindaklanjuti seruan Gubernur Papua Lukas Enembe, guna meredakan berbagai persoalan yang terjadi diseluruh tanah Papua.
“Kita pastikan mulai sosialisasi (doa dan puasa) pada 27 September 2019 kepada jemaat. Kami juga selain bersosialisasi di jemaat, akan ke pemerintah dan DPR Papua serta TNI/Polri. Intinya, kita harus wujudkan doa dan puasa ini secepatnya, sebab sangat penting untuk menciptakan kedamaian sesegera mungkin diatas tanah Papua,” terang Maury kepada pers, disela-sela rapat koordinasi dengan pimpinan gereja Se-Papua, di Jayapura, Rabu, (18/9).
Dikatakan, inisiatif mensosialisasikan doa dan puasa kepada jemaat, bertujuan untuk menyerahkan sepenuhnya kehidupan umat kepada Tuhan.
Sebab, meski ada kekuatan diluar firman Tuhan yang mampu meratakan gunung, namun kuasa doa dan puasa mampu melebihi semua itu.
“Makanya dalam waktu dekat kami akan beraudiensi dengan Gubernur Papua Lukas Enembe untuk melaporkan tindaklanjut seruan doa dan puasa,” katanya.
Sementara menyikapi kepulangan mahasiswa Papua dari kota studi di luar daerah, ia mengimbau seluruhnya untuk segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, untuk kemudian kembali ke kota studi masing masing.
“Sebab sekolah itu penting untuk masa depan mereka. Tidak usah terpengaruh dengan situasi dan kondisi apa pun,” ujarnya.
“Kalau ada hal-hal yang berhubungan dengan keamanan nyawa kita, pertama serahkan kepada Tuhan dan kedua serahkan kepada pihak yang berwajib. Jangan sungkan atau segan melapor kepada pihak berwajib. Sekali lagi, saya harap adik adik bisa kembali melanjutkan pendidikannya di kota studi masing-masing sampai selesai dan tuntas,” sambungnya. (lam/sri)