JAYAPURA (PT) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua menggelar Workshop Penyusunan Pedoman Rujukan Kesehatan Terintegrasi di Provinsi Papua.
Workshop Sistem Rujukan Terintegrasi berdasarkan wilayah regional adat Mamta, Saireri, Laapago, Anim Ha, Meepago, dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan, dr. Aloysius Giyai, Jumat (29/11).
Dalam sambutannya, dr. Aloysius mengatakan, Pemerintah Provinsi Papua telah mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan di Provinsi Papua.
Namun, Pergub itu belum berjalan baik di tingkat kabupaten/kota se Provinsi Papua.
Oleh karena itu, dengan kegiatan ini diharapkan proses rujukan dapat berlangsung dengan baik dan lancar, sehingga pasien dapat dilayani dengan baik.
“Kami akui Pergub No 7 tahun 2014 belum berjalan baik, alasan teman-teman di daerah mereka terkendala internet dan rumah sakit mereka belum terkoneksi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS),” ujarnya.
Namun demikian, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sekarang ini sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi guna peningkatan akses dan mutu layanan kesehatan.
“Sekarang tidak boleh ada alasan jaringan internet dan lainnya, Papua ini sudah maju, maka mutu pelayanan bisa kita terapkan pada semua jenjang, agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan transparan,” harapnya.
Aloysius menambahkan, Sistem Rujukan Terintegrsi (SISRUTE) merupakan sebuah aplikasi untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan antar Fasilitas Kesehatan.
Sesuai dengan surat Direktorat Pelayanan Kesehatan kementerian kesehatan nomor YR.04.02/III/6014/2018 tanggal 10 Desember 2018 tentang penggunaan SISRUTE diseluruh faskes lingkup provinsi.
Maka, aplikasi SISRUTE sebagai sebuah Sistem Rujukan Terintegrasi sangat membantu dalam mempercepat pelayanan rujukan di rumah sakit rujukan.
Pihak pengirim rujukan dapat informasi Sumber Daya yang dimiliki oleh RS Rujukan berupa informasi SDM Medis, Alat Medis, Stok Bank Darah, maupun ketersediaan tempat tidur rawat inap yang sudah terintegrasi dengan aplikais SIRANAP.
Bagi RS Rujukan dapat mengetahui informasi awal yang penting sebelum dirujuk ini menjadi salah satu faktor utama keberhasilan pelaksanaan aplikasi ini, selain itu, aplikasi ini bisa dilaksanakan dengan baik jika diiringi dengan komitmen dan dukungan dari semua pihak terkait, seperti Dinas Kesehatan, Rumah Sakit dan juga BPJS Kesehatan.
Diharapkan aplikasi SISRUTE dapat dioperasionalkan secara optimal guna meningkatkan kinerja pelayanan dan perluasan akses serta mutu pelayanan kesehatan.
Kadinkes Aloysius juga mengkritisi program kerja Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang belum berdampak kepada masyarakat.
“Setelah saya amati dan ikut turun ke lapangan, ternyata program yang dibuat teman-teman di daerah asal-asalan atau maunya kepala dinas atau bupati, padahal program kesehatan yang dibuat itu menjawab masalah, kami ingin mana yang urgensi dan prioritas untuk masyarakat,” pungkasnya. (lam/sri)