KEEROM (PT) – Petani Kampung Arsopura, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, melakukan panen perdana jagung kering yang ditanam untuk mengatasi dampak ekonomi saat terjadi pandemi Covid-19 sejak Februari 2020 silam.
Panen yang dilakukan pada Minggu (1/11) siang tersebut, dilakukan menggunakan alat combine yang menbuat aktifitas itu bisa dilakukan lebih cepat dibandingkan bila memakai tenaga manusia.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Keerom, Sunar, menjelaskan, pada saat masa pandemi, para petani kesulitan memasarkan hasil tanamnya berupa palawija karena daya beli masyarakat menurun.
Melihat hal tersebut, pihaknya berinisiatif mencari solusi dan menemukan bila ada peluang menanam jagung kering yang pasarnya terbuka luas di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Setelah dilakukan refokusing dan realokasi anggaran, tersedia dana Rp 7 miliar untuk mengatasi dampak ekonomi covid-19 yang kemudian direalisasikan untuk membeli bibit jagung, pestisitda, alat tanam dan panen.
“Ada 64 kelompok tani yang melaksanakan kegiatan kampung sentra jagung dengan menggunakan dana dari hasil realokasi anggaran Covid-19. Total sebanyak 1.128 petani yang terlibat kegiatan ini,” ujar Sunar.
Arsopura termasuk dari salah satu dari 38 kampung di Keerom yang melaksanakan program sentra jagung dengan total luas lahan mencapai 1.000 hektar.
Ia memaparkan, para petani menggunakan benih jagung unggulan dalam kegiatan penanaman yakni Nakula Sadewa.
Hasil produksinya mencapai sekitar lima ton per hektar.
“Kami memilih jagung karena masa tanam hanya 100 hari dan tidak mudah busuk. Kami telah berkoordinasi dengan salah satu koperasi petani di Blitar. Rencananya kami akan memasok jagung ke sana dengan kualitas kadar air mencapai 14 persen, ” papar Sunar.
Penjabat sementara (Pjs) Bupati Keerom, Dr. M. Ridwan Rumasukun, SE, MM yang secara langsung hadir untuk meresmikan panen di lahan seluas 12 hektar pada Minggu menyebutkan total hasil panen perdana jagung mencapai 60 ton.
Bupati Ridwan mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan panen perdana jagung di Arsopura.
Ia menilai kegiatan ini dapat menggerakkan para petani untuk tetap produktif di tengah kondisi perekonomian yang terdampak Covid-19.
Adapun dalam program ini, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Keerom, Â menyiapkan mesin tanam, benih, pupuk, Â mesin untuk panen jagung dan alat untuk mengurangi kadar air dalam jagung dari hasil realokasi anggaran untuk dampak Covid-19.
“Dalam kegiatan ini menggunakan alat yang modern. Misalnya mesin untuk menanam dan mesin panen jagung. Dampaknya, Â petani lebih menghemat biaya untuk menyewa tenaga yang mencapai Rp 200.000 per orang setiap hari,” kata Ridwan.
Menurut dia program ini harus terus berlanjut dan dia akan membantu mengkordinasikan hal tersebut di tingkat provinsi. (ist/rm)