JAYAPURA (PT) – “Sudah tiga tahun terasa mata gelap, saya berdoa kepada Tuhan agar bisa dikasih jalan bisa buka saya punya mata,” kata Yakobus Umapi (61), warga Kampung Nayaro, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika saat ditemui usai menjalani operasi katarak di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM), Jumat (5/4).
Hujan rintik-rintik turun di RSMM ketika Yakobus membuka cerita tentang matanya yang tidak bisa melihat dengan baik. Perban putih menutup mata kanannya, penutup kepala dan seragam operasi masih melekat di badan. “Bapak bersyukur Tuhan memberi jalan adanya program Freeport Indonesia yang melihat (berkeliling) ke pedalaman,terima kasih,” kata Yakobus yang datang ke RSMM ditemani istrinya.
Sejak pagi, puluhan pasien operasi katarak yang sebagian besar telah lanjut usia telah datang ke RSMM. Operasi berlangsung dalam beberapa sesi, mulai sekitar pukul 10.00 hingga 15.00 WIT. Para pasien ini dijemput dari kampung-kampung yang ada di kawasan pesisir dan pegunungan di Mimika. Mereka menginap di Timika dengan dukungan penuh dari PTFI, didampingi perawat, dan saat pulang diantar hingga kampung masing-masing. PTFI menggelar operasi katarak gratis ini di RSMM, 5-7 April 2024 sebagai puncak rangkaian Bakti Sosial menyambut Hari Ulang Tahun ke-57 yang diperingati setiap 7 April. Dengan tema “Berkarya Untuk Indonesia” PTFI terus berkarya untuk kemajuan masyarakat di Mimika, Papua dan Indonesia berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan.
Warga Kampung Muare, Victor Karambut (65) juga punya cerita tentang operasi katarak yang dijalaninya. Berawal dari informasi pemeriksaan mata gratis di Puskesmas Mapuru Jaya, ia bergegas datang dan memeriksakan mata.
“Setelah diperiksa, menurut dokter mata saya ini harus dioperasi karena selaput sudah
tebal,” katanya.
Dokter yang memeriksa Victor merujuknya untuk menjalani operasi katarak. “Dokter
berpesan untuk bersiap karena tanggal 5 April kami akan dijemput oleh petugas Puskesmas dan diantar ke RSMM,” kata Victor. “Mataku Duniaku” Presiden Direktur PTFI Tony Wenas usai meninjau pelaksanaan operasi katarak di RSMM mengatakan kesehatan individu dan masyarakat sangat penting. Sebab masyarakat yang sehat, akan mendorong peningkatan produktifitas.
“Kesehatan masyarakat merupakan salah satu pilar utama dalam investasi sosial PTFI.
Apresiasi kami kepada Pemerintah Kabupaten Mimika dan segenap stakeholder yang terlibat. Karena kolaborasi ini telah memungkinkan program-program kesehatan PTFI
dapat diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Tony.
Penanggung Jawab Kegiatan Pelayanan Kesehatan Mata dan Operasi Katarak dr. Felix Tobing mengatakan sebelum menjalani operasi katarak, para pasien mengikuti screening
terlebih dahulu. “Tim kami mengadakan pemeriksaan mata gratis di sembilan titik baik di kawasan pesisir maupun pegunungan mulai 25 Maret hingga 4 April. Warga mendapat layanan
pemeriksaan umum kesehatan mata, tes buta warna, pemeriksaan refraksi mata, pembagian kacamata gratis, dan screening operasi katarak,” katanya.
Sebanyak sembilan titik tersebut adalah Kampung Waa Banti-Tembagapura, Kota Timika, Mapurujaya, SP9, SP12, Aikawapuka, Miyoko, Wumuka dan Kapiraya. Total sebanyak 1.066 orang memeriksakan mata, 500 kaca mata telah dibagikan, dan sejumlah pasien dirujuk ke RSMM untuk mengikuti operasi katarak. “Sesuai slogan kegiatan ‘Mataku Duniaku’, tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembalikan penglihatan warga yang terkena katarak agar bisa melihat dunia lebih baik,” kata Felix.
Operasi katarak gratis merupakan kerja gotong royong PTFI, bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK), RSMM, PT Pangansari Utama (PSU) dan Media Group serta tenaga dokter spesialis mata dari Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami). Dilansir dari Kementerian Kesehatan RI, katarak menjadi salah satu penyebab terbanyak kebutaan di Indonesia. Merujuk pada data survey Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) di 15 provinsi termasuk Papua diperkirakan 3 dari 100 orang di Indonesia berusia lebih dari 50 tahun mengalami kebutaan.
Sebanyak 81 persen di antaranya disebabkan oleh katarak. Tingkat prevalensi yang tinggi ini menjadi perhatian pemerintah dengan menargetkan penurunan gangguan penglihatan sebesar 25% pada 2030. PTFI terus berkomitmen memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar wilayah
operasional melalui beragam program investasi sosial. Pada 2023, nilai investasi sosial PTFI mencapai 122 juta dolar AS dan akan terus bertambah sekitar 100 juta dolar AS per tahun sampai dengan 2041.
Di bidang kesehatan, PTFI telah membangun dan mengoperasikan Rumah Sakit dan Klinik yang memberikan pelayanan kesehatan gratis di Kabupaten Mimika. Data per akhir tahun 2023, tercatat 121.000 kunjungan pasien ke RSMM; 40.481 kunjungan di 3 klinik umum dan 2 klinik spesialis.
Kemudian 19.824 rumah telah mendapat pelayanan Indoor Residual Spraying (IRS), sosialisasi dan pelatihan kesehatan (Malaria, HIV, AIDS, TB, COVID-19) kepada 14.000 peserta, serta Kemitraan dalam Riset Kesehatan Dasar Kabupaten mencakup 30
kampung dan 3.105 rumah tangga. (Dian)