JAYAPURA (PT) – Sephia Chrisilla Jangkup, perempuan Suku Amungme ini telah resmi
menjadi dokter perempuan pertama setelah menyelesaikan kuliah dan pendidikan profesinya di
Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Kristen Indonesia (UKI). Sephia yang merupakan penerima program beasiswa pendidikan PT Freeport Indonesia (PTFI) memiliki mimpi besar untuk bisa kembali berkontribusi sebagai tenaga kesehatan di tanah Papua. “Dengan semakin banyaknya mahasiswa dari suku Amungme dan Kamoro yang menempuh pendidikan kedokteran, harapan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kabupaten Mimika semakin besar. Keberadaan dokter dari suku lokal sangat penting dalam memahami budaya dan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih efektif dan relevan,” kata Direktur dan Executive Vice President Sustainable Development PTFI Claus Wamafma saat hadir dalam pengukuhan sumpah dokter Sephia di UKI Jakarta, baru-baru ini.

Claus mengatakan pencapaian Sephia sebagai dokter perempuan pertama Suku Amungme adalah sebuah prestasi membanggakan dan menjadi inspirasi bagi generasi muda di Papua untuk terus mengejar pendidikan tinggi dan berkontribusi dalam bidang profesional lainnya. “Sephia adalah contoh nyata bagaimana dukungan pendidikan dapat mengubah hidup individu dan komunitas,” katanya.

Menurutnya, bagi PTFI, Sephia menjadi penyemangat untuk terus meneguhkan komitmen dalam membangun Papua. “Ini adalah pelajaran penting bagi siapapun yang ingin membangun dan
memajukan Papua. Tidak ada hasil yang diraih secara instan, untuk membangun tanah Papua
yang kita cintai ini, dibutuhkan komitmen jangka panjang. Freeport Indonesia telah dan terus
melanjutkan pembangunan Papua yang berkelanjutan,” katanya.

Diketahui, Sephia adalah salah satu dari ribuan penerima beasiswa pendidikan dari PTFI yang dikelola Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK). Beasiswa pendidikan ini merupakan komitmen PTFI dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sekitar wilayah operasi perusahaan, mendukung pendidikan generasi muda Papua khususnya di Kabupaten Mimika. Total beasiswa aktif PTFI melalui YPMAK pada akhir 2024 mencapai 4.059 siswa, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

YPMAK adalah pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia untuk masyarakat asli Papua yang berasal dari Suku Amungme dan Suku Kamoro serta masyarakat asli Papua lainnya. Yayasan didirikan dengan tujuan untuk mendukung pemerintah mewujudkan kehidupan masyarakat yang sehat, berpendidikan, bersaing dalam sistem ekonomi modern, dengan tetap melestarikan sumber daya alam, budaya dan warisan masyarakat asli Papua sesuai kearifan lokal. Selain beasiswa yang sudah disebutkan diatas, kegiatan YPMAK didalam bidang pendidikan juga berupa pengelolaan enam asrama untuk anak-anak Papua dengan total siswa 1.695 di 2024.

Ditemui usai prosesi wisuda, Sephia mengaku sejak kecil punya motivasi yang kuat untuk menjadi
dokter. Keinginannya untuk melayani masyarakat di kampung halamannya Aroanop, mendorongnya untuk memaksimalkan beasiswa PTFI melalui YPMAK dengan sebaik-baiknya. “Sejak kecil saya sudah berpegang teguh bahwa saya harus menjadi dokter di kemudian hari. Saya berterima kasih kepada PT Freeport Indonesia, YPMAK, Yayasan Binterbusih, atas dukungan beasiswa ini. Impian masa kecil saya untuk menjadi dokter terwujud,” kata Sephia.

Ia juga berpesan kepada adik-adik penerima beasiswa untuk tetap semangat dan harus
mempergunakan kesempatan beasiswa PTFI sebaik-baiknya untuk menyelesaikan pendidikan
dan kembali membangun Mimika. (Dian)

LEAVE A REPLY