JAYAPURA – Melalui hari Bhakti PU ke-72, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Papua, Djuli Mambaya mengaku pihaknya akan bergandengan tangan dan bersinergi dengan Balai Jalan dan Jembatan Provinsi Papua didalam setiap pembangunan infrastruktur di Papua.
Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Papua kepada wartawan disela-sela acara jalan santai dalam rangka memperingati hari Bhakti PU ke-72 di Jayapura.
“Kami insan PU khususnya bidang konstruksi akan berusaha bergandengan tangan dan bersinergi antara semua balai dan dinas dalam satu perencanaan, satu pekerjaan serta satu pengawasan untuk memperbaiki pembangunan konstruksi lebih bagus kedepan di Tanah Papua,” kata mantan Kepala Dinas Perhubungan tersebut.
Djuli Mambaya menegaskan, kebersamaan dalam memikirkan pembangunan di Papua dinilai sangat penting. Sebab, Papua mempunyai luas wilayah yang sangat luas serta memiliki geografis yang sangat sulit.
“Membangun konstruksi Papua membutuhkan suatu konsentrasi dan kebersamaan untuk memikirkan pelaksanaan konstruksi ini. Dimana kita harus berhitung efisiensi penggunaan dana dan pemilihan perencanaan yang tepat sasaran untuk mencapai target yang diinginkan,” tegasnya.
Untuk itu, kata Djuli Mambaya melalui hari bhakti PU pihaknya ingin menunjukkan bahwa PU tidak menutup diri namun dapat menerima usulan baik masyarakat, kabupaten/kota dan legislative untuk membangun Bumi Cenderawasih.
“kita harus bersatu padu untuk menentukan dan memastikan kedepan bahwa pekerjaan di PU khususnya infrastruktur harus tepat sasaran dan juga dibutuhkan ketelitian dalam suatu pekerjaan,” katanya.
Disinggung mengenai ketertinggalan pembangunan di wilayah Timur khususnya di Papua, Djuli Mambaya membantah jika Papua dikatakan tertinggal. Sebab, Papua memiliki konstruksi yang sangat kuat dan monumental seperti pembangunan jembatan Holtekamp dan pembangunan ringroad yang mempunyai konstruksi yang kuat.
“Jika Papua dikatakan tertinggal jauh dari daerah-daerah lain diluar Papua, sebenarnya tidak, justru konstruksi Papua ini sangat kuat dan monumental terbukti Presiden membangun jembatan yang melintas laut hampir mencapai 700 meter Haltekam dan Ringroad,” katanya lagi.
Namun, ia menilai luasnya wilayah Papua yang membutuhkan pemikiran prioritas untuk pembanguna. Sebab untuk membuka konektivitas di Papua tidak harus fokus membangun jalan saja tetapi perlu membangun bandara dan dermaga.
“Apa yang akan kita bangun tidak harus jalan, kalau memang bandara bisa dibangun, pelabuhan atau dermaga, bisa kita bangun,” ucap Djuli Mambaya.
“Jadi tidak perlu harus jalan, mungkin pelabuhan sungai atau dermaga tentu dilengkapi dengan fasilitas agar mempermudah mobilotas masyarakat,”
Dimana di era Presiden Jokowi, Papua menjadi perhatian seperti adanya Tol laut dan jalan trans Papua untuk membuka konektivitas wilayah pedalaman.
“hal ini menjadi perhatian Presiden dan bapak Gubernur, kebijakan tersebut tentu kami stakeholder harus satu hati dan satu pikiran untuk mewujudkan hal tersebut,” tandasnya. (ing/rm)