JAYAPURA (PT) – Persipura Jayapura tidak bisa tampil di ajang kompetisi Asia tahun ini. Hal itu disebabkan tidak lolos verifikasi lisensi klub AFC (Asian Football Confederation).
Oleh karena itu, tidak ingin hal itu terulang lagi maka manajemen
langsung menyiapkan berbagai dokumen yang diminta oleh AFC.
Sekretaris Umum (Sekum) Persipura Jayapura, Rocky Bebena yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (12/4/2018) mengatakan, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah menggelar workshop lisensi klub untuk tim-tim Liga 1 selama dua hari di Jakarta.
Sebab, tahun kemarin, hanya ada lima tim yang mendapatkan lisensi,
yakni Bali United, Persija, Persib, Arema, dan Madura United.
Hal itu berimbas pada wakil Indonesia di ajang Asia yakni Bhayangkara FC yang menjadi juara tidak bisa mewakili Indonesia karena tidak memiliki lisensi. Hal yang sama juga dengan PSM Makassar.
Oleh karena itu, dengan adanya workshop ini, manajemen klub sudah bekerja menyiapkan berbagai dokumen dari 49 syarat atau item yang diminta. Karena memang tahun kemarin, dari 48 aitem Persipura baru melengkapi 10 item kemudian staf administrasi yang bertugas mengupdate dokumen meninggal dunia.
“Jadi, ada batas waktu untuk masing-masing aspek. Ada lima aspek yang harus dipenuhi pada verifikasi dengan kriteria atau aitem antaranya adalah aspek legalitas, finansial, infrastruktur, sumber daya manusia dan administrasi, serta sporting (pembinaan usia dini),” ungkapnya.
Rocky menjelaskan, masing-masing aspek ini diberikan batas waktu untuk melengkapi dokumen mulai dari 31 April hingga 31 Agustus 2018.
Dari aspek Sporting, Persipura harus mempunyai pemain mulai dari kelompok umur 15 tahun, 17 tahun dan 19 tahun. Kemudian ada asuransi untuk para pemain serta pendidikan pemain harus berjalan baik.
Sebab, jangan sepakbolanya baik sementara pendidikan
terhambat.
Selain itu, dari aspek Sporting inipun klub Persipura harus punya Corporate Social Responsibility (CSR) atau kegiatan kemanusian.
Menurutnya, syarat penting lainnya adalah laporan keuangan yang
diaudit oleh badan audit independen, dan laporan keuangan Persipura 2017 sudah diaudit dan surat keterangan dari tim audit yang akan dikirim juga ke AFC, termasuk surat bebas hutan antara klub, pemain
maupun pelatih.
“Karena ada kasus yang terjadi pada beberapa tim Liga II, bahkan kasusnya sudah dilaporakan sampai ke FIFA,” bebernya.
Rocky menambahkan, dalam workshop licencing club AFC kemarin, ada keinginan dari AFC agar klub-klub Indonesia lebih banyak memiliki lisensi klub yang berstandar Asia atau AFC.
Karena tahun 2017 baru lima klub yang memiliki lisensi klub AFC, sementara menurut AFC,
Indonesia punya bobot kompetisi lebih baik dari negara-negara lain di Asia Tenggara.
“Untuk kawasan Asian, negara yang paling banyak klubnya memiliki lisensi AFC adalah Jepang dan China,” pungkasnya. (lam/dm)