MERAUKE (PT) – Dengan akan dicanangkannya Gerakan Pembangunan Terpadu Perbatasan di Sota, Kabupaten Merauke, Bupati Boven Digoel, Benediktus Tambonop mendorong pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Yetetkun yang berbatasan langsung dengan Ambaga, Papua Nugini.
Pembangunan PLBN diyakini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat yang menghuni wilayah perbatasan. Sebab dengan kondisi yang ada saat ini saja, perputaran uang per hari diklaim oleh Bupati Tambonop diatas Rp1 juta.
“Sayang kan karena akses jalan belum ada maka warga Papua Nugini kalau beli pinang dari Boven Digoel berpikir dua kali untuk beli dalam jumlah banyak. Sebab mereka harus berjalan kaki sejauh tiga kilometer,” ungkap Bupati Tambonop, Minggu (15/4/2018) di Merauke.
Dikatakan, bila Boven Digoel telah memiliki PLBN diyakini pihak negara tetangga akan membangun sarana serupa, berikut akses jalan, sehingga kegiatan perekonomian akan lebih bertumbuh di perbatasan Yetetkun.
Pihaknya pun berencana membangun sebuah mini market, guna mengajak seluruh orang Papua Nugini agar berbelanja di swalayan yang nantinya bakal dibangun itu.
“Sebab sekarang saja jumlah pelintas batas diatas lima yang membeli kebutuhan bahan pokok dan lainnya. Namun jika ada acara keluarga di Yetekun, dipastikan warga Papua Nugini yang datang bisa sekitar 50-100 orang. Mengapa karena ini dua bersaudara yang terpisah negara. Sehingga bila ada acara keluarga nantinya akan saling mengunjungi, dan itu sudah biasa di Baoven Digoel,” terangnya.
Sementara ditanya barang yang paling dicari masyarakat Papua Nugini di Boven Digoel, selain bahan pokok atau makanan, mereka banyak membeli rokok, pinang serta senjata angin.
“Cuma memang senjata angin yang sering dipakai berburu ini memang dilarang di Papua Nugini. Tapi banyak yang tetap mencari. Karena biasanya mereka menggunakan itu untuk berburu burung, terutama Cenderawasih,” jelasnya.
Sementara disinggung mengenai peredarang barang ilegal seperti ganja, Bupati mengaku sudah pernah mendapat laporan namun dengan bantuan pihak keamanan, mampu meminimalisir peredarannya.
“Yang pasti pengamanan kali ini saya pikir sudah lebih baik ketimbang sebelumnya. Pihak TNI/Polri kali ini lebih memperketat untuk mencegah peredaran barnag haram itu. Bahkan di areal perbatasan Boven Digoel sampai dengan saat ini belum pernah kami temukan ada masyarakat kami menanam ganja. Tentu kita harap hal seperti ini tidak terjadi dan akan kami usahakan untuk diminimalisir dan dihilangkan,” pungkasnya. (ist/dm)