JAYAPURA (PT) – Selama tahun 2017, kasus campak yang terjadi di Papua tercatat sebanyak 896 yang mengakibatkan 73 orang meninggal. Data ini tercatat kabupaten yang tertinggi ada di Kabupaten Asmat dimana sebanyak 602 kasus campak dengan 65 kematian.
Demikian diungkapkan Penjabat Gubernur Papua, Soedarmo dalam sambutannya yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Annie Rumbiak pada Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Papua, Rabu (18/4/2018).
“Di tahun yang sama cakupan imunisasi dasar lengkap Provinsi Papua meningkat dari 63 persen kemudian di tahun 2016 menjadi 68 persen di tahun 2017,” jelasnya.
Namun demikian, ujar Soedarmo cakupan ini masih belum melindungi Papua dari ancaman Kejadian Luar Biasa (KLB). Karena cakupan imunisasi yang diharapkan untuk menimbulkan kekebalan di masyarakat adalah cakupan di atas 95 persen. Bahkan menurunkan gizi buruk dan perbaikan gizi masyarakat, percepatan eliminasi tuberclosis (TBC) serta peningkatan cakupan dan mutu imunisasi. Apakah sudah tercapai target yang ditetapkan dan kendala yang harus ditangani, sehingga program–program tersebut diatas dapat meningkatkan derajat kesehatan di Provinsi Papua.
“Kita tahu bahwa masalah tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Indonesia menduduki urutan nomor 2 di dunia penderita TBC terbanyak setelah India,” ujarnya.
Dikataknnya, selain itu juga masalah anak dengan proporsi tinggi badan menurut umur dengan score rendah (stunting) di Papua cukup tinggi kasusnya (32,8 persen).
“Masalah ini dapat diintervensi dengan gizi dan lingkungan hidup mamsyarakat yang baik,” katanya lagi.
Namun demikian memasuki tahun kelima ini sudah banyak kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan bidang kesehatan di Provinsi Papua seperti yang dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua seperti, RSUD Jayapura dan RSUD Nabire sebagai rumah sakit terbaik dalam mengelola pasien TBC pada tahun 2017.
Kemudian SMA Taruna Bakti dan SMA Negeri I Jayapura sebagai pembuat film terbaik I dan terbaik 3 tentang tuberlulosis.
Selanjutnya Dinas Kesehatan Mappi dalam pencapaian kabupaten/kota yang “most progressive” dalam pengisian data set prioritas.
RSUD Abepura, RS Dian Harapan dan RS Mathen Indey yang memperoleh sertifikat Akreditasi tingkat paripurna (bintang lima) dan RSUD Merauke. RSUD Mimika serta RSUD Biak memperoleh Sertifikat Akreditasi Tingkat Utama (bintang empat).
“Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Papua harus dilakukan dengan pendekatan secara menyeluruh dan berkelanjutan dari waktu ke waktu sampai terwujudnya masyarakat Papua yang sehat,” tandasnya. (ing/dm)