JAYAPURA (PT) – Sebanyak 13 orang guru pengajar di Sekolah Dasar (SD) Aroanop dan Jagamin, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika akhirnya berhasil dievakuasi oleh anggota TNI ke daerah Kota Timika. 13 guru tersebut sebelumnya menjadi korban kekerasan oleh Kelompok Kriminal Seperatis Bersenjata (KKSB).
Para guru tersebut berjumlah 18 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 7 orang perempuan tetapi yang dapat dievakuasi dari Aroanop ke Timika sebanyak 13 orang yang terdiri dari 7 perempuan dan 6 orang laki-laki untuk 5 orang guru masih berada di Kampung Aroanop untuk menunggu evakuasi selanjutnya.
Kolonel Inf Frits selaku Dansatgas menjelaskan bahwa saat ini situasi dan kondisi di Kampung Aroanop aman dan terkendali yang dijaga oleh anggota TNI.
“Saat ini kondisi kampung diatas aman terkendali dimana TNI telah memukul mundur KKSB dan mengamankan Kampung Aroanop,” jelasnya.
Setelah sampai di Timika, salah seorang guru kontrak di SD Aroanop, Rano Samsul yang juga korban kekerasan menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi pada hari Jumat pukul 15.00 WIT.
“Jadi mereka masuk ke kampung itu dengan cepat dan menyandera kita selama 45 menit dan kami juga tidak tahu apa maksud dan tujuan KKSB ke kampung itu. Kami semua para guru ditodong menggunakan senjata api di kepala,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa antara laki-laki dan perempuan dipisahkan.
“Para sandera perempuan disiksa dengan cara dipukul, ditendang serta kelompok KKSB juga melakukan pelecehan seksual sehingga menimbulkan luka memar di wajah dan efek trauma psikologis ,” jelasnya lagi.
Setelah 45 menit menyandera, KKSB tersebut pergi dengan membawa 10 buah HP, 4 buah Laptop dan sebagian bahan makanan serta pakaian para sandera.
“Mereka semua merampas barang-barang kami, mereka berjumlah kurang lebih 20 orang dengan membawa senjata api dan senjata tajam dan kita tidak bisa berbuat apa-apa,” ucapnya lagi.
Adapun guru yang mengajar di SD Jagamin Eustakhius Lefteu juga menjelaskan keadaan guru yang mengajar di Kampung Jagamin bahwa keadaan guru disana dalam keadaan sehat.
“Guru yang mengajar di SD Jagamin merasa ketakutan dengan keberadaan KKSB itu, syukurnya tidak ada kekerasan yang dilakukan oleh kelompok itu kepada para guru di Jagamin,” terangnya.
Para guru ini mengalami trauma yang sangat dalam ditambah lagi mereka bersedih karena beberapa minggu lagi anak-anak SD di Aroanop dan Jagamin akan melaksanakan ujian, tetapi para guru ini harus meninggalkan anak-anak sekolah karena harus menjalani perawatan akibat serangan yang dilakukan KKSB.
Tekad para guru ini masih besar untuk mengajar anak-anak di SD Aroanop dan Jagamin karena para guru menginginkan anak-anak sekolah disana memiliki ilmu untuk memajukan Papua.
Perlu diketahui bahwa para guru ini merupakan guru kontrak dan guru PKL dari salah satu Universitas di Papua. (jul/dm)