JAYAPURA (PT) – Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) mengakui adanya intervensi kelompok tertentu dalam Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKBMB) atau Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) yang dilaksanakan beberapa hari ini di lingkungan Kampus Uncen Jayapura.
“Dalam penerapannya, kelompok tertentu itu mengharuskan siswa baru untuk membawa atribut dan menyanyikan yel-yel yang bertentangan dengan ideologi negara,” ungkap Rektor Uncen, Apolo Safanpo dalam jumpa persnya kepada sejumlah wartawan di Kampus Uncen, Selasa (14/8/2018).
Menurut Rektor Apolo, kelompok tertentu itu menyusup ke tiga fakultas yang ada di Uncen yakni Fakultas Teknik, Fakultas Sosial dan Politik dan Fakultas MIPA.
“Hal ini jelas tidak sesuai dengan visi misi Uncen dan ini adalah pelanggaran. Bahkan kelompok ini menghadirkan pemateri lain yang belum diketahui dari mana dan menyebarkan ideologi yang bertentangan itu,” jelasnya.
Untuk itu, kata Apolo, pihaknya akan memanggil para dekan, pembantu dekan, Ketua BEM Uncen untuk dimintai keterangan, termasuk mahasiswa baru tentang aksi ini.
“Jika ditemukan tindakan pidana dan kriminal yang bertentangan dengan ideologi negara, maka akan berhadapan dengan pihak yang berwajib,” terangnya.
Ia mengaku belum mengetahui kelompok tertentu yang bisa masuk mengganggu proses ospek tersebut.
Bahkan ia mengaku baru mendapatkan kiriman video dan foto-foto kelompok tersebut menyebarkan ajarannya pada Senin malam (13/8/2018).
“Kami belum mengetahui siapa nama oknum ini, tinggal dimana, berprofesi sebagai apa, dan siapa yang mengundang,” bebernya.
Ia menambahkan, dalam agenda ospek pada 13 Agustus 2018, tidak ada kegiatan materi kepada mahasiswa baru, sesuai dengan Standar Operasional (SOP) Uncen.
Meskipun demikian, ia menyebutkan setiap orang punya pilihan politik dan itu merupakan hak dasar setiap manusia. Tapi, harus tetap memperhatikan ruang dan waktu.
“Kampus ini adalah lembaga pendidikan dan tempat pembelajaran mendidik, membina dan mengantar anak-anak dalam menimba ilmu. Kampus ini pun telah dipercaya oleh orang tua dari para mahasiswa,” ungkapnya.
Sebelumnya di media sosial beredar foto selebaran mencantumkan sejumlah syarat yang harus dipenuhi mahasiswa baru dalam mengikuti ospek di Uncen. Misalnya mereka diharuskan menggunakan gelang bermotif Bendera Bintang Kejora.
Selain itu juga, para mahasiswa baru Uncen ini diminta membawa papan nama berukuran 30 X 20 centimeter yang bertuliskan identitas diri mereka ditambah kata “Referendum” di bagian bawahnya. Bahkan juga, sebelumnya beredar video yel-yel mahasiswa diduga meneriakkan Papua merdeka. (jul)